Berita Nasional
REDAKSI
Jakarta
Senin, 3 Jun 2019 - 19:14

JAKARTA – Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Agama menggelar sidang isbat petang tadi, Sidang dalam rangka menetapkan 1 Syawal 1440 Hijriah atau Idul Fitri telah usai digelar, dan Pemerintah menetapkan 1 Syawal 1440 H jatuh pada hari, Rabu 5 Juni 2019.
“Dengan demikian, 1 Syawal 1440 H jatuh pada hari Rabu, tanggal 5 Juni 2019,” ujar Menag Lukman Hakim Saifuddin di kantor Kemenag, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (3/6).
Penetapan 1 Syawal 1440 Hijriah dilakukan setelah Menag menerima laporan pemantauan hilal dari sejumlah titik di Indonesia. Hilal dilaporkan tak terlihat.
Salah satu laporan disampaikan oleh ahli astronomi dari Planetarium Jakarta Cecep Nurwendaya. Dia menyebut tidak ada referensi yang menunjukkan bahwa hilal 1 Syawal 1440 Hijriah akan teramati hari ini di seluruh wilayah Indonesia.
Analisisnya itu didasarkan pada pengamatan tim pemantau hilal di Palabuhanratu, Jawa Barat. Menurutnya, fraksi iluminasi hilal di wilayah tersebut hanya 0,07 derajat.
“Pengamatan di Palabuhanratu, tinggi hilal 0,56 derajat. Jarak busur bulan-matahari 2,94 derajat. Fraksi iluminasi hilal 0,07 derajat,” ujar Cecep.
Proses penentuan awal Syawal oleh Kemenag ini menggunakan metode hisab dan rukyat dalam penentuan awal bulan Hijriah. Hal itu sebagaimana diatur di dalam Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penetapan Awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah.
Sejumlah perwakilan ormas turut hadir dalam sidang isbat ini. Tokoh yang hadir di sidang isbat di antaranya imam besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar dan Ketua Komisi VIII DPR Ali Taher.
Ada juga perwakilan duta besar negara sahabat; Mahkamah Agung; Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG); Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan); Badan Informasi Geospasial (BIG); Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB); Planetarium; pakar falak dari ormas-ormas Islam, pejabat eselon I dan II Kementerian Agama; serta Tim Hisab dan Rukyat Kementerian Agama.
Sumber: Detik.com
#pemburu_balu
©newsemergencyupdate2019
Instagram:
https://www.instagram.com/p/ByQFc7VF7eb/?igshid=1ojt7aaxcyzgf
REDAKSI
Jakarta
Senin, 3 Jun 2019 - 19:14

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Foto: Doc Pri
|
JAKARTA – Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Agama menggelar sidang isbat petang tadi, Sidang dalam rangka menetapkan 1 Syawal 1440 Hijriah atau Idul Fitri telah usai digelar, dan Pemerintah menetapkan 1 Syawal 1440 H jatuh pada hari, Rabu 5 Juni 2019.
“Dengan demikian, 1 Syawal 1440 H jatuh pada hari Rabu, tanggal 5 Juni 2019,” ujar Menag Lukman Hakim Saifuddin di kantor Kemenag, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (3/6).
Penetapan 1 Syawal 1440 Hijriah dilakukan setelah Menag menerima laporan pemantauan hilal dari sejumlah titik di Indonesia. Hilal dilaporkan tak terlihat.
Salah satu laporan disampaikan oleh ahli astronomi dari Planetarium Jakarta Cecep Nurwendaya. Dia menyebut tidak ada referensi yang menunjukkan bahwa hilal 1 Syawal 1440 Hijriah akan teramati hari ini di seluruh wilayah Indonesia.
Analisisnya itu didasarkan pada pengamatan tim pemantau hilal di Palabuhanratu, Jawa Barat. Menurutnya, fraksi iluminasi hilal di wilayah tersebut hanya 0,07 derajat.
“Pengamatan di Palabuhanratu, tinggi hilal 0,56 derajat. Jarak busur bulan-matahari 2,94 derajat. Fraksi iluminasi hilal 0,07 derajat,” ujar Cecep.
Proses penentuan awal Syawal oleh Kemenag ini menggunakan metode hisab dan rukyat dalam penentuan awal bulan Hijriah. Hal itu sebagaimana diatur di dalam Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penetapan Awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah.
Sejumlah perwakilan ormas turut hadir dalam sidang isbat ini. Tokoh yang hadir di sidang isbat di antaranya imam besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar dan Ketua Komisi VIII DPR Ali Taher.
Ada juga perwakilan duta besar negara sahabat; Mahkamah Agung; Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG); Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan); Badan Informasi Geospasial (BIG); Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB); Planetarium; pakar falak dari ormas-ormas Islam, pejabat eselon I dan II Kementerian Agama; serta Tim Hisab dan Rukyat Kementerian Agama.
Sumber: Detik.com
#pemburu_balu
©newsemergencyupdate2019
Instagram:
https://www.instagram.com/p/ByQFc7VF7eb/?igshid=1ojt7aaxcyzgf
Komentar
Posting Komentar