Pambakal Awang Bangkal Timur, didampingi Bidan desa Berikan Imunisasi Polio- Foto M.Rasyad |
Martapura, Borneo Info News - Dalam Rangka mensukseskan Sukses Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio, Desa Awang Bangkal Timur Capai 98 Persen.
Kegiatan ini digelar sejak pagi hingga siang, diposyandu Sejahtera desa Awang Bangkal Timur. Senin, 29/07/24
Antusias warga mensukseskan PIN tersebut di apresiasi oleh Saifullah pambakal Awang Bangkal Timur.
"Alhamdulillah hari ini sasaran Anak Berusia 0 sampai 7 tahun dari target 100 persen 98 persen sudah tercapai", Jelasanya.
Ia menyampaikan kepada warga agar selalu menjaga kesehatan.
"Kepada ibu-ibu yang mempunyai anak, bayi maupun balita agar supaya tetap menjaga kesehatan anak-anaknya dan kepada kader-kader Posyandu kader Lansia tetep giat bekerja tetap dia untuk membantu supaya warga masyarakat kita semakin sehat, Tandasnya.
Sementara Ibu Heny (Bidan Desa) Awang Bangkal Timur menambahkan bahwa pelaksanaan pekan imunisasi nasional kita ini berjalan dengan lancar, bayi balita serta anak sekolah hampir seluruhnya mendapatkan imunisasi.
"semoga anak-anak generasi kedepannya itu bebas penyakit polio"., tutupnya.
Ia juga berpesan agar ibu-ibu yang mempunyai bayi dan balita tetap membawa anaknya ke Posyandu dan jangan takut akan membawa ke posyandu.
Sebelumnya diberitakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI masih menerima laporan terkait Kejadian Luar Biasa (KLB) akibat virus Polio di sejumlah wilayah di Indonesia. Sebanyak 32 Provinsi dan 399 kabupaten/kota di Indonesia masuk dalam kategori risiko tinggi polio.
Sejak 2022 hingga 2024, telah dilaporkan sebanyak total 12 kasus kelumpuhan, dengan 11 kasus yang disebabkan oleh virus polio tipe 2 dan satu kasus diakibatkan oleh virus polio tipe 1. Kasus-kasus ini tersebar di 8 provinsi di Indonesia, yaitu Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua Selatan, dan Banten.
Plt. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Dr. Yudi Pramono menyampaikan, dengan adanya laporan kasus polio serta risiko penularan virus polio yang tinggi, Kemenkes kembali menggelar Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio tahap kedua. PIN Polio ini akan dilaksanakan pada minggu ketiga Juli 2024.
“Pelaksanaan PIN Polio akan dilakukan secara massal dan serentak untuk mencapai kekebalan kelompok yang optimal dan dapat mencegah perluasan transmisi virus polio,” kata Dr. Yudi yang disampaikan pada temu media yang dilaksanakan secara daring pada Jumat (19/7).
Dr. Yudi menjelaskan, pelaksanaan PIN Polio dilakukan dalam dua tahap. “PIN tahap pertama sudah dilaksanakan pada 27 Mei 2024, sementara PIN tahap kedua akan dilaksanakan pada 23 Juli 2024,” kata Dr. Yudi.
PIN Polio tahap pertama dilaksanakan di lima provinsi, yaitu Papua Tengah, Papua Selatan, Papua Pegunungan, Papua Barat dan Papua Barat Daya. Sedangkan, PIN Polio tahap kedua akan dilaksanakan di 27 provinsi, yaitu Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, kecuali di Kabupaten Sleman, Banten, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku, dan Maluku Utara.
Pemberian imunisasi pada PIN Polio sangat penting untuk mencegah virus polio yang dapat mengakibatkan kelumpuhan permanen, terutama pada anak-anak yang belum mendapatkan imunisasi polio lengkap. Sasaran PIN Polio adalah anak usia 0 hingga 7 tahun tanpa memandang status imunisasi sebelumnya. Vaksin yang akan diberikan adalah vaksin imunisasi tetes dan suntik.
Direktur Pengelola Imunisasi Kemenkes dr. Prima menjelaskan, polio dapat dicegah dengan imunisasi polio lengkap. Imunisasi polio lengkap yang telah dimasukkan ke dalam program nasional terdiri dari dua jenis vaksin, yaitu vaksin polio yang diberikan secara tetes dan vaksin polio dengan suntikan.
“Vaksin polio tetes yang diberikan melalui mulut sebanyak tiga kali pemberian, yaitu umur 1 bulan, 2 bulan dan 3 bulan, yang dikenal dengan OPV 1, OPV 2 dan OPV 3. Sedangkan pada umur 4 bulan, pemberian vaksin digabung, yaitu tetes dan suntikan yang disebut dengan IPV. Tidak hanya sampai di situ, pada umur 9 bulan akan kembali diberikan vaksin IPV 2,” kata dr. Prima yang juga sebagai narasumber pada temu media tersebut.
Pemberian imunisasi lengkap atau kombinasi imunisasi polio tetes (OPV) dan imunisasi polio suntik (IPV) diperlukan untuk membentuk kekebalan yang optimal terhadap semua virus polio.
Cakupan imunisasi polio, baik tetes maupun suntik, harus mencapai 95% dan merata di suatu wilayah untuk membentuk kekebalan kelompok. Hal ini untuk mencegah virus polio menyebar luas dan memicu munculnya kasus polio berisiko.(Sn)
(Borneo Info News/M.Rasyad)
Komentar
Posting Komentar